Saya cukup sering mendapati anak-anak hingga remaja bercita-cita ingin menjadi YouTuber, TikToker, Selebgram, dan jenis content creator lainnya. Memang tidak ada larangannya, tetapi mari kita pertimbangkan profesi lainnya yang memiliki ilmu dan manfaat yang lebih jelas.
Mengapa demikian?
Jika content creator menjadi cita-cita utama kita, di awal mungkin kita tidak tahu konten apa yang harus dibuat. Untuk mendapatkan keuntungan (mungkin dari endorsement), kita akan berpikir bagaimana cara mendapatkan follower sebanyak-banyaknya. Hal ini dapat mendorong kita untuk melakukan apa saja yang bisa membuat mayoritas orang suka, termasuk membuat konten kontroversial atau nyeleneh demi views dan followers. Alih-alih membuat “konten penting”, kita malah membuat “yang penting konten”.
Namun, coba bayangkan jika kita memiliki profesi dan berbagi melalui media sosial. Manfaatnya tentu akan sangat besar, dan sebagai bonus, kita mungkin bisa mendapatkan keuntungan materi. Misalnya, seorang dokter yang berbagi di media sosial akan membuat konten yang berkaitan dengan bidangnya. Sudah pasti kontennya mengandung ilmu dan manfaat.
Oleh karena itu, jangan jadikan content creator sebagai cita-cita utama. Cobalah cari satu profesi yang jelas halal dan bermanfaat. Tekuni dan berbagilah ketika sudah punya ilmu dan pengalaman.